Hampir semua orang yang memasuki dunia trading pasti diperingatkan dengan STP. Dan kebanyakan pertama atau beberapa kali melakukannya, tapi kemudian tidak lagi. Mengapa? Jera, karena STP hanya disentuh dan harga kembali lagi ke posisi semula dan akhirnya tidak mau lagi memasang STP. Kesalahan sebenarnya bukan pada STP nya, tetapi pada cara menggunakan dan memasang STP tersebut.
Tujuan utama dari memasang STP adalah membatasi posisi jika market bergerak keluar dari range trading. Jadi selama pasar berada dalam suatu range trading tidak perlu menempatkan STP. Kesalahan utama yang sering terjadi adalah memasuki posisi dan menempatkan STP dalam jumlah poin tertentu, 40/50 poin tanpa memperhitungkan kondisi pasar. Jika pasar dalam kondisi range trading sudah bisa dipastikan bahwa posisi STP itu akan kena dan harga kembali lagi. Jadi bagaimana cara memasangnya?
Saya membagi STP itu dalam dua keadaan, pertama adalah STP yang dipasang ketika market belum terbentuk atau market belum mempunyai tema dan kedua setelah market mempunyai tema. Sebagai contoh adalah grafik JPY dibawah ini,
Kalau kita memasuki pasar katakanlah di 103.20 sebelum formasi pasar terbentuk, STP itu harus ditempatkan diatas level 103.92. Mengapa karena kalaupun kemudian pasar bergerak naik misalnya sampai ke 103.40/50 pasar pasti akan bolak balik dan membentuk formasi terlebih dahulu. Jadi kalau memasang STP dibawah itu ada kemungkinan untuk kena kemudian pasar kembali lagi ke bawah. Ketika pasar sudah membentuk formasi, biasanya setelah melewati pasar Asia high-low harian sudah memiliki range STP harus di-adjusment atau di sesuaikan dengan kondisi pasar, tidak perlu STP yang terlalu jauh lagi, 20/30 point sudah cukup, bahkan sedikit break high saja sudah megindikasikan pasar akan naik. Tentang formasi pembentukan harga silahkan ikuti kembali bahagian yang membicarakan tema pasar.
Contoh lainnya tentang cara memasang STP adalah grafik GBP dibawah ini,
Dengan kenaikan Pound yang begitu drastis posisi beli tidak bisa dipasang STP ketika mula-mula terjadi penurunan. Yang ada hanyalah STP antisipasi dibawah 1.6272, karena kalau diatas level ini sebelum terbentuk suatu formasi, pasti akan cuma kena touch down saja. Tetapi kemudian sesudah terbentuk formasi STP harus di adjusment dibawah level 1.6310, karena kalau memasang STP di bawah 1.6272 sekarang menjadi hal yang percuma. Jika nanti harga ini bergerak naik lagi harus ada adjusment up, karena level STP dibawah 1.6310 sekarang menjadi percuma.
Oleh karena itu dalam memasang STP yang terpenting bukan pada berapa besar poinnya tapi pada adjusment yang harus dilakukan ketika formasi pasar sudah terbentuk. Terkadang ada yang mengatakan bahwa ketika formasi pasar sudah terbentuk itu jarak STP nya terlalu sedikit. Hal itu memang benar, justru yang sedikit itu yang lebih efektif, karena pasar masih memiliki ruang untuk bergerak lebih banyak diatas atau dibawah STP yang ditempatkan.
Contoh lainnya tentang cara memasang STP adalah grafik GBP dibawah ini,
Dengan kenaikan Pound yang begitu drastis posisi beli tidak bisa dipasang STP ketika mula-mula terjadi penurunan. Yang ada hanyalah STP antisipasi dibawah 1.6272, karena kalau diatas level ini sebelum terbentuk suatu formasi, pasti akan cuma kena touch down saja. Tetapi kemudian sesudah terbentuk formasi STP harus di adjusment dibawah level 1.6310, karena kalau memasang STP di bawah 1.6272 sekarang menjadi hal yang percuma. Jika nanti harga ini bergerak naik lagi harus ada adjusment up, karena level STP dibawah 1.6310 sekarang menjadi percuma.
Oleh karena itu dalam memasang STP yang terpenting bukan pada berapa besar poinnya tapi pada adjusment yang harus dilakukan ketika formasi pasar sudah terbentuk. Terkadang ada yang mengatakan bahwa ketika formasi pasar sudah terbentuk itu jarak STP nya terlalu sedikit. Hal itu memang benar, justru yang sedikit itu yang lebih efektif, karena pasar masih memiliki ruang untuk bergerak lebih banyak diatas atau dibawah STP yang ditempatkan.