banner

Senin, 23 Desember 2013

Tentang Trend 4 : Fenomena Trend dan Trader

Apa yang terjadi ketika ada peringatan pemerintah tentang akan adanya letusan gunung Merapi di Yogya beberapa tahun silam. Sesaat pendudukpun mengungsi, tidak berapa lama kembali lagi pulang. "Ah tidak apa apa kok, aman, itu kan baru perkiraan". Kemudian terjadi letusan kecil, pendudukpun kembali mengungsi, tapi tidak berapa lama kembali lagi pulang karena tidak ada letusan susulan. Dan pada akhirnya gunung Merapipun meletus memakan banyak korban. Seperti itulah fenomena dari trend pergerakan harga itu. Trend adalah berbicara tentang sesuatu yang akan terjadi di saat mendatang, sesuatu yang bersifat future. Cara atau sistim apapun yang kita gunakan untuk menentukan trend, tidak akan berguna sama sekali kalau kita tidak memiliki keyakinan bahwa hal itu akan terjadi nantinya. Trend yang naik atau turun itu bukan suatu gerakan linear tapi sebuah gelombang yang disertai oleh gerakan turun dan naik. Hal inilah yang meyebabkan mengapa kita meragukan indikasi atau tanda tanda dari sebuah trend. 
Hampir kebanyakan pemula yang melakukan trading mendapatkan untung, tapi pada akhirnya banyak yang mengalami kerugian. Mengapa? Ini adalah fenomena lain dari sebuah trend. Kita lupakan sejenak jawabannya, kita ikuti ilustrasi berikut ini.
Seandainya anda mempunyai kelebihan dana dan ada dua penawaran penjualan tanah. Yang satu ada di daerah pingiran kota, sedangkan yang satunya lagi ada di tengah kota. Perbandingan harga tanah di kota lebih kurang 4x lipat daripada yang di pinggir kota. Mana yang anda pilih? Sudah pasti yang di pingir kota. Ini adalah pilihan yang paling umum. Tapi bayangkan apa yang terjadi beberapa tahun lagi? Mana yang akan lebih cepat mengalami kenaikan harga? Seperti itulah kondisi kita pada umumnya tentang harga membeli yang murah dan hal itu tidak salah. 
Sekarang kita kembali ke pertanyaan diatas, mengapa hampir rata-rata mereka yang memulai trading mendapatkan keuntungan dan rugi pada akhirnya? Ini dikarenakan seorang pemula ketika pertama melakukan transaksi belum mempunyai gambaran tentang harga murah dan mahal. Jadi pada saat pertama melakukan transaksi hampir semua mengikuti trend pasar yang terjadi saat itu. Kemudian ketika sudah cukup lama mengikuti dan sudah mulai mengenal harga yang tinggi dan murah transaksi yang terjadi adalah berbalik melawan arah pasar.
 
Kita lihat kenbali struktur trend diatas. Didaerah mana kita kebanyakan melakukan transaksi? Didaerah konsolidasi, karena zona ini sesuai dengan logika kita tentang harga. Kalau dari gambar diatas  adalah wajar kalau kita mengambil posisi jual ketika ada diposisi top konsolidasi itu. Tapi apa yang terjadi ketika harga memasuki zona rally? Masihkah kita mengambil posisi jual? Sulit sekali, karena sekarang berlawanan dengan logika kita tentang harga yang murah. Mungkin ada juga terkadang keinginan untuk mengambil posisi jual dan celakanya ketika mengambil posisi itu terjadi swing yang mengarah keatas, sehingga akhirnya ketika harga turun kita berlari dengan kencang melikuidasi posisi, sementara harga itupun turun meninggalkan kita makin kebawah. Masih beranikah kita menjual lagi? Tidak, lalu apa yang kita lakukan? Mengambil posisi beli karena sudah merasa murah sesuai dengan logika kita tentang harga dan kitapun mengalami floating sampai harga benar benar berhenti di bottom area tanpa pernah kembali ke harga kita.